Film dibuka oleh prolog mengenai kegagalan Malekith (Christopher Eccleston), pemimpin ras Dark Elves, dalam memberdayakan kekuatan maha dahsyat bernama Aether. Cerita kemudian melaju beribu-ribu tahun kemudian saat Loki (Tom Hiddleston) menerima hukuman kurungan seumur hidup atas ulahnya memorak porandakan New York (ingat kembali ending THE AVENGERS).
Sementara itu Thor (Chris Hemsworth) bersama pasukan Asgard, baru saja menyelesaikan tugas mendamaikan kekacauan di sembilan alam karena ulah Loki. Namun dugaan bila keadaan membaik rupanya salah besar karena Malekith kembali bangun saat tanpa sengaja tubuh Jane Foster (Natalie Portman) menyerap kekuatan Aether.
Tahu wanita yang dicintai dalam bahaya, Thor memboyong Jane menuju Asgrad. Hingga kemudian terjadi invasi Malekith dan kelompoknya demi mengambil alih Aether.
Untuk menghentikan semua kekacauan itu, Thor mengajak Loki bekerja sama dan mengkhianati kerajaan. Mampukah keduanya meredam emosi dan rasa ketidakpercayaan satu sama lain demi Asgard dan keamanan sembilan alam?
Film animasi yang satu ini mengisahkan tentang petualangan dua ekor ayam kalkun yang memiliki sifat berlawanan. Reggie (Owen Wilson) diajak oleh teman lamanya, Jake (Woody Harrelson) untuk berpetualang ke masa lalu. Untuk apa Jake melakukannya? Jake hanya punya satu tujuan yaitu mengubah sejarah dengan cara menghapus kalkun dari daftar menu pada perayaan Thanksgiving untuk selamanya.
Kemenangan Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) dalam perhelatan Hunger
Games ke-74 membuat Capitol merasa dipecundangi. Hal itu dilandasi
keberadaan Katniss yang dijadikan simbol 12 distrik di Panem untuk
melakukan pemberontakan pada pemerintahan.
Tak ingin tinggal diam, Presiden Snow (Donald Sutherland) dengan
tiraninya merancang strategi untuk membuat Katniss dibenci secara pelan
tapi pasti. Salah satu cara yang dipilih ialah dengan mengadakan Quarter
Quell, perhelatan Hunger Games yang berisikan para pemenang dari
permainan-permainan terdahulu.
Dalam keadaan terdesak demi menyelamatkan keluarga dan kekasihnya,
Katnis bersama Peeta Mellark (Josh Hutcherson) melaju mengikuti
permainan. Namun mereka tidak sadar bila di balik reality show yang
digemari warga Capitol itu, telah terjadi banyak persekongkolan.
Setelah terseok-seok membuktikan diri bahwa animasi mereka masih relevan pada zaman di mana perkembangan teknologi semakin canggih, Walt Disney kembali menghadirkan pendar pesonanya. Lewat fitur bertajuk FROZEN yang menjadi animasi ke-53 mereka, perusahaan ini mengukuhkan diri bahwa kedigdayaan yang pernah diraih tak pernah memudar.
FROZEN sendiri merupakan film garapan Chris Buck dan Jennifer Lee. Naskahnya dikembangkan dari dongeng klasik Hans Christian Anderson berjudul The Snow Queen.
Mengetengahkan kehidupan Elsa (Idina Menzel) dan Anna (Kristen Bell), dua putri cantik di kerajaan Arandelle. Setelah insiden yang hampir membuat nyawa adiknya melayang, Elsa yang memiliki kekuatan menciptkan es terpaksa mengurung diri agar kelebihannya tak membahayakan orang lain.
Namun semua menjadi tak mudah semenjak kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan laut. Elsa yang harus meneruskan tahta kerajaan, memilih lari lantaran takut kekuatannya mencelakai banyak orang.
Sayang, kabur dari tanggung jawab tidak menyelesaikan masalah karena salju malah menimbun Arandelle. Tak mau keadaan semakin parah, Anna ditemani Kristoff (Jonathan Groff), pria penjual balok es, mencari kakaknya agar mengembalikan keadaan seperti semula.
Dan jangan lupakan kehadiran Olaf, karakter manusia salju yang disuarakan Josh Gad. Sosoknya yang lucu dan baik hati mampu memikat, mencuri perhatian. Tak salah bila kemudian dia menjadi idola baru Disney, berdiri tegak di belakang Anna dan Elsa.
Ceritanya sederhana, yakni menceritakan tentang Irving Zisman yang baru saja ditinggal mati istrinya. Belum cukup duka yang dialami pria berusia 86 tahun tersebut, dia terpaksa harus mengurus cucunya Billy (Jackson Nicoll) setelah puterinya Kimmie (Georgina Cates) harus mendekam lagi dalam penjara.
Irving pun terpaksa harus mengurus Billy sementara waktu dan membawanya dalam sebuah perjalanan menuju Raleigh untuk menitipkan Billy pada ayahnya, Chuck (Greg Harris) yang meminta bayaran $600 untuk merawat Billy. Bisa ditebak perjalanan tersebut akan diisi begitu banyak kegilaan yang dilakukan oleh Irving Zisman, sang kakek sinting berusia 86 tahun.
Ceritanya tentu saja hanya menjadi pengisi seadanya diantara rangkaian aksi gila yang mengisi film ini. Namun setidaknya Bad Grandpa masih mencoba memberikan hati pada kisahnya yang bertutur tentang kakek dan cucunya yang awalnya tidak saling menyukai namun perlahan perjalanan yang ada menyatukan keduanya, menumbuhkan rasa sayang diantara keduanya.
Petualangan Bilbo kembali berlanjut dalam film kedua dari trilogi epik THE HOBBIT yang diadaptasi berdasarkan novel berjudul sama karya JRR Tolkien terbitan George Allen & Unwin, September 1937. Menggunakan sub judul THE DESOLATION OF SMAUG, sudah terbayang bila film ini bakal menjawab rasa penasaranmu mengenai sosok Smaug, sang naga gila harta yang selama ini hanya digambarkan dari mulut ke mulut penghuni Middle Earth.
Melanjutkan cerita pada film pertama, bagian kedua ini mengetengahkan sisa perjalanan Bilbo (Martin Freeman) bersama Thorin dan kurcaci lain menuju gunung sunyi—the lonely mountain. Sayangnya kali ini mereka tidak lagi ditemani oleh Gandalf (Ian McKellen) yang memisahkan diri untuk menyambangi Dol Guldur.
Tanpa Gandalf, perjalanan memang menjadi tak mudah. Bilbo dan teman-temannya harus melawan laba-laba raksasa di hutan Mirkwood, lari dari kejaran gerombolan Orc serta ditangkap oleh bangsa peri. Lalu, menghadapi banyak rintangan, bisakah Bilbo dan kawanan kurcaci sampai ke tujuan dan merebut apa yang pernah diambil oleh naga Smaug?
Berbeda dengan bagian pertama, AN UNEXPECTED JOURNEY, yang cenderung setia pada novelnya, petualangan Bilbo kali ini lebih intens. Melupakan format 48 frame per second, THE DESOLATION OF SMAUG berhasil menjadi sajian yang seru dengan penataan ritme cerita yang terjaga. Meski durasinya lumayan panjang, namun Peter Jackson—as always—sukses membuat penonton penasaran sampai film ditutup dengan ending yang membuatmu ingin berteriak: "Tahun depan cepatlah datang!"
Membuat trilogi besar berdasarkan buku setebal 300-an halaman bukan pekerjaan mudah. Tentu saja ada tambal sulam serta penambahan karakter agar jalan cerita lebih kompleks. Untuk itu jajaran penulis naskah menambahkan kehadiran Legolas (Orlando Bloom) dan Tauriel (Evangeline Lilly) yang tak ada dalam buku, dengan romansa cinta segitiga bersama salah satu kurcaci tampan bernama Kili. Uniknya, ide ini malah membuat film kedua semakin menarik walau kita tahu kepada siapa cinta sejati Legolas akhirnya berlabuh.
Bagi yang sudah menunggu-nunggu penampakan Smaug, ini juga menjadi kejutan yang akan membuatmu bersorak gembira. Aktor Benedict Cumberbatch, berhasil mengisi suara naga ber-aksen menggemaskan serta visualisasinya yang seram.
Didukung dengan teknologi sekarang, Peter Jackson kembali mempersembahkan petualangan yang seru dan mnemikat. Tak hanya didukung oleh ensemble cast yang mumpuni, setting, editing, visual efek, musik saling mengisi satu sama lain membuat film ini sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Mari siapkan diri untuk berpetualang!
Ketika ibunya (Dewi Irawan) memutuskan untuk pindah dari rumah semasa dia kecil, Dika (Raditya Dika), seorang penulis, justru berusaha pindah dari hal-hal yang selama ini dia susah untuk lepaskan: cerita cintanya yang lama dengan Jessica (Eriska Rein) hingga hubungannya dengan bapaknya (Bucek Depp).
Meskipun kurang menyetujui rencana ibunya pindahan, namun Dika tetap membantu. Mereka mencari rumah yang baru, satu demi satu. Pengalaman lucu mereka dapatkan ketika rumah yang mereka kunjungi ternyata tidak ada yang cocok. Satu rumah ada yang jelek banget, rumah lainnya ada kuburan dan bekas orang gantung diri. Mereka sempat putus asa, sampai akhirnya Dika menemukan sebuah rumah, yang menurut ibunya sempurna. Di saat ini juga Dika bertemu dengan Patricia (Kimberly Ryder) seorang cewek nan cantik, dan mulai melakukan pendekatan.
Masalah timbul ketika sudah pindah rumah, karena Dika tidak menyukai rumah barunya. Kenangan dengan rumah lama masih membekas. Sementara itu, hubungan Dika dengan Patricia juga terganggu, karena mantan Dika, Jessica tanpa dia sadari masih membayang-bayanginya.
Hal menggelikan terjadi ketika Dika mendapatkan supir (Insan Nur Akbar) yang bau ketek, dan menyebabkan Dika mengalami dilema untuk memecatnya atau mengorbankan paru-parunya. Adik Dika, Edgar (Griff Pradapa), juga bersiap untuk ujian nasional dengan cara-cara yang aneh. Kelakuan bapaknya yang ingin dekat dengannya, tapi melalui cara yang mengesalkan Dika, juga membuat momen tersebut jadi komedi yang mengharukan.
Dika pada akhirnya menyadari bahwa perjalanannya untuk pindah rumah, juga merupakan perjalanan dia untuk berpindah dari hal-hal yang selama ini menahan dia untuk tumbuh menuju kedewasaan. Ternyata keputusan untuk berkomitmen, adalah keputusan untuk berpindah seperti rombongan jutaan Salmon yang menempuh perjalanan 1.448 km untuk kawin, dibayangi berbagai ancaman predator.
Dika (Raditya Dika), penulis, baru saja putus cinta dengan Nina (Pamela Bowie). Semenjak itu, dia percaya bahwa cinta bisa kadaluarsa. Kosasih (Soleh Solihun), agen naskah Dika, mencoba untuk membuat Dika yakin terhadap cinta kembali, seperti Kosasih dengan istrinya Wanda (Tyas Mirasih). Usaha ini, membawa Dika ke dalam serangkaian perkenalan absurd.